Carrefour Keluar dari Pasar Singapura, Malaysia, dan Thailand
Peritel dari Eropa dan Asia Tenggara kini berebut untuk memberikan penawaran sejumlah aset Carrefour senilai 1 miliar dollar AS dengan penawaran pertama yang akan berakhir pada Rabu (1/9/2010). Carrefour telah memutuskan untuk keluar dari pasar Singapura, Malaysia, dan Thailand serta berniat untuk fokus di pasar kunci, yaitu menjadi pemimpin di hipermarket.
"Sampai saat ini belum jelas apakah penjualan tersebut satu paket dengan aset atau aset akan dijual secara terpisah," kata sumber yang tahu persis dengan keputusan peritel raksasa asal Eropa ini. Menurut sumber tersebut, Carrefour lebih suka pembeli yang datang dengan iming-iming dan membeli tiga aset sekaligus. "Penjual tentu menyukai skema yang demikian," katanya.
Peritel asal Perancis, Casino Guichard Perrachon SA, dan peritel asal Singapura, Dairy Farm International Holding Ltd, disebut-sebut sebagai perusahaan yang memberikan penawaran untuk Carrefour. Konon, dua perusahaan tersebut sudah mendapatkan nasihat dari tim investasi perbankan mengenai niat mereka membungkus aset Carrefour.
Perusahaan lain yang meminati aset Carrefour ini adalah Tesco Plc asal Inggris, Berli Jucker Pcl Thailand, dan perusahaan energi terbesar Thailand, PTT Pcl.
Beberapa pembeli strategis berharap akan bisa menguatkan posisi mereka di tiga pasar di Asia Tenggara tersebut seiring dengan daya beli masyarakat yang meningkat di tengah menguatnya perekonomian.
Hingga saat ini, baik Carrefour maupun peritel yang meminati aset Carrefour menolak memberi komentar. Selain itu, sumber yang mengabarkan berita ini enggan bila namanya muncul di media ini karena akan sensitif terhadap proses lelang tersebut.
Sumber itu juga menjelaskan, Carrefour membagi penjualan aset ini menjadi dua bagian, Singapura dan Malaysia dalam satu paket serta Thiland dijual terpisah. Dalam pelepasan gerai ini, Goldman Sachs Group Inc bertindak sebagai penasihat Carrefour.
Di Asia, Carrefour memiliki total 626 gerai dengan lebih dari dua pertiganya ada di China, 76 gerai di Indonesia, 19 gerai di Malaysia, 2 gerai di Singapura, dan 40 gerai di Thailand; termasuk 39 hipermarket.
Tahun lalu, penjualan Carrefour di Asia mencapai 85,9 miliar euro atau 111 miliar dollar AS.
Dikutip dari : www.kompas.com
Analisis..
Carrefour keluar dari pasar Malaysia, Singapura dan Thailand karena perkembangan industri hipermarket di Malaysia, Singapura dan Thailand, meskipun masih menguntungkan, tidak spektakuler jika dibandingkan dengan peluang yang terlihat di pasar negara lain seperti India sehingga Carrefour tertarik untuk mengaji berbagai peluang yang terkait dengan pengembangan bisnis di negara lain. Setelah itu Carrefour akan memperluas operasinya di pasar baru yang berkembang pesat, seperti China, Brasil, dan Indonesia
4 comments:
ehem... Carrefour itu asalnya darimana y?? hehe... maklum agak jadul... tapi kalo mank banyak peminatnya sampai seperti itu berarti manajemennya bagus donk... sebagai sebuah department store yg menyediakan berbagai macam kebutuhan masyarakat,kepercayaan dan pelayanan merupakan hal yang penting.
aset itu adalah hal yg penting untuk perusahaan...kalo dijual kayaknya sayang ya... kalau memank masih bisa dipertahankan kenapa tidak?
Melihat banyak nya yang berminta terhadap aset carrefour ini,berarti dimata masyarakat,carrefour sudah menjadi pilihan utama masyarakat untuk berbelanja.sangat penting bagi sebuah perusahaan agar dapat bertahan dalam kondisi persaingan yang semakin ketat dengan menjalankan strategi baru.
Ritel itu ternyata bisnis beromset besar ya...
Didukung oleh pola hidup masyaakat yang konsumtif..
Peluang bisnis yang bagus namun tentu dengan modal yg gila-gilaan juga...
Dilihat dari keinginan Carrefour menjual asetnya di Asia Tenggara menunjukkan fakta bahwa perusahaan itu masih memiliki pangsa pasar yang cukup besar.
Buktinya, banyak perusahaan lain, termasuk jaringan ritel terbesar ketiga di dunia dari Inggris, Tesco, turut bersaing memperebutkan aset Carrefour.
Post a Comment